Puisi
Puisi pertama:
MATA
HITAM
karya : WS Rendra
karya : WS Rendra
Dua
mata hitam adalah matahati yang biru
dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.
dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.
Puisi kedua
CINTAKU JAUH
DI PULAU
Karya :
Chairil Anwar
Cintaku jauh
di pulau
gadis manis, sekarang iseng sendiri
perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
aku tidak kan sampai padanya
di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
ajal bertakhta, sambil berkata :
‘’ tujukan perahu ke pangkuan ku saja ‘’
amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
perahu yang bersama kan merapuh
mengapa ajal memanggil dulu
sebelum sempat berpeluk dengan cintaku!?
gadis manis, sekarang iseng sendiri
perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
aku tidak kan sampai padanya
di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
ajal bertakhta, sambil berkata :
‘’ tujukan perahu ke pangkuan ku saja ‘’
amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
perahu yang bersama kan merapuh
mengapa ajal memanggil dulu
sebelum sempat berpeluk dengan cintaku!?
Manisku jauh
di pulau
kalau ku mati, dia mati iseng sendiri
kalau ku mati, dia mati iseng sendiri
Puisi ketiga
HANYA DALAM
PUISI
karya : Ajip
Rosidi
Dalam kereta
api
Kubaca puisi: Willy dan
Mayakowsky
Namun kata-katamu
kudengar
Mengatasi derak-derik
deresi.
Kulempar pandang ke luar:
Sawah-sawah dan
gunung-gunung
Lalu sajak-sajak
tumbuh
Dari setiap bulir peluh
Para petani yang
terbungkuk sejak pagi
Melalui hari-hari keras dan sunyi.
Kutahu kau pun tahu:
Hidup terumbang-ambing antara langit
dan bumi
Adam terlempar dari surga
Lalu kian kemari
mencari Hawa.
Tidakkah telah menjadi takdir penyair
Mengetuk pintu demi pintu
Dan tak juga
ditemuinya: Ragi hati
Yang tak mau
Menyerah pada
situasi?
Dalam lembah
menataplah wajahmu
yang sabar.
Dari lembah
mengulurlah tanganmu
yang gemetar.
Dalam kereta api
Kubaca puisi: turihan-turihan hati
Yang dengan jari-jari
besi sang Waktu
Menentukan langkah-langkah Takdir:
Menjulur
Ke ruang mimpi yang kuatur
sia-sia.
Aku tahu.
Kau pun tahu. Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti
Kubaca puisi: Willy dan
Mayakowsky
Namun kata-katamu
kudengar
Mengatasi derak-derik
deresi.
Kulempar pandang ke luar:
Sawah-sawah dan
gunung-gunung
Lalu sajak-sajak
tumbuh
Dari setiap bulir peluh
Para petani yang
terbungkuk sejak pagi
Melalui hari-hari keras dan sunyi.
Kutahu kau pun tahu:
Hidup terumbang-ambing antara langit
dan bumi
Adam terlempar dari surga
Lalu kian kemari
mencari Hawa.
Tidakkah telah menjadi takdir penyair
Mengetuk pintu demi pintu
Dan tak juga
ditemuinya: Ragi hati
Yang tak mau
Menyerah pada
situasi?
Dalam lembah
menataplah wajahmu
yang sabar.
Dari lembah
mengulurlah tanganmu
yang gemetar.
Dalam kereta api
Kubaca puisi: turihan-turihan hati
Yang dengan jari-jari
besi sang Waktu
Menentukan langkah-langkah Takdir:
Menjulur
Ke ruang mimpi yang kuatur
sia-sia.
Aku tahu.
Kau pun tahu. Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti
Puisi
pertama :
- Tema : kerinduan yang bukan hanya dimiliki oleh perempuan.
- Penggambaran imajinasi : a.) kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
- Penggambaran
indrawi : a.) dua mata hitam adalah matahati yang
biru
b.) dua mata hitam di balut daging yang wangi - Amanat
: tidak lah perempuan yang hanya mempunyai rasa rindu, bahkan lelekipun
mempunyai rasa yang sama.
Puisi
kedua :
1.
Tema : seseorang yang pergi merantau dan meninggal kan kekasihnya .
2.
Penggambaran imajinasi : a.)
3. Penggambaran indrawi : a.) sebelum sempat berpeluk dengan cintaku
b.) diperasaan penghabisan segala melaju
b.) diperasaan penghabisan segala melaju
4.
Amanat :
puisi
ketiga :
- Tema :
- Penggambaran
imajinasi : a.)
hidup terombang ambing antara langit dan bumi
b.) adam terlempar dari surga lalu kian kemari mencari
hawa
c.) jari-jari besi sang waktu
d.) ke ruang mimpi yang ku atur sia-sia - Penggambaran
indrawi : a.)
ku lempar pandang ke luar
b.) dalam lembah menatap wajahmu yang sabar
- Amanat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar